Jumat, 24 Mei 2019

Surat Aira Nabil

4

Aku sedang mengikuti seleksi kepenulisan yang diadakan penerbit Ar-Rahman untuk memilih empat penulis. Penulis yang terpilih akan mendapatkan fasilitas penerbitan dan bimbingan menulis gratis. Syaratnya hanya mengirimkan sebuah surat yang berisi jawaban dari dua pertanyaan: mengapa ingin menulis buku dan buku seperti apa yang akan ditulis?
Beginilah suratnya.
---
Assalamu’alaikum wr wb
Yth. Kak Siti Khumairah M. Nur

Perkenalkan Kak, nama saya Aira Nabil. Saya seorang mahasiswi di Universitas Terbuka yang menempuh program studi S1 Statistika sekaligus bekerja sebagai SPG. Saya berdomisili di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, lima tahun belakangan ini. Saya memiliki minat di bidang Literasi, seni, dan Analisis Data. Sejak kelas XI saya mulai menulis cerpen hingga sekarang, dan Desember 2017 saya berusaha untuk konsisten menulis di blog pribadi  meski ternyata hasilnya belum rutin, juga mengikuti lomba menulis dari berbagai penerbit.

Dengan mengirimkan surat ini, saya berkomitmen menulis dan menyelesaikan naskah dari ide yang saya miliki jika nantinya terpilih (maupun tidak, Insya Allah saya akan tetap menuliskannya). Untuk itu, sebelumnya saya ingin menceritakan terlebih dahulu latar belakang diri saya.

Saya lahir dalam keluarga yang bisa dibilang sudah pecah dari awal pernikahan, karena pernikahan kedua orang tua saya hanya didasari oleh cinta dari satu pihak saja, yaitu Ibu. Tak hanya hidup dalam keterbatasan dan kekurangan ekonomi, luka dan air mata begitu banyak dalam kenangan keluarga ini, hingga saya si Bungsu sekarang  sudah berusia 20 tahun. Hubungan keduanya tidak pernah damai dalam waktu yang lama, ditambah lagi Bapak saya adalah orang yang lebih mengedepankan tangannya untuk bergerak daripada hati dan nalurinya. Saya yang sekarang hidup berdua bersama Ibu, sekaligus menjadi tulang punggung dengan bekerja sebagai SPG tadi. Namun disisi lain saya bersyukur, bahwa mungkin dengan ini Allah memberi saya kesempatan untuk mendapatkan pelajaran hidup yang lebih banyak lewat ujian-ujian yang diberikan-Nya.

Sekarang saya ingin menjawab dua pertanyaan yang Kakak berikan.
1. Alasan mengapa saya ingin menulis buku, karena saya ingin semoga buku yang saya tulis bisa menjadi investasi amal jariyah saya di akhirat kelak, seperti yang dikatakan oleh penulis yang saya kagumi dan hormati, Bunda Asma Nadia. Lewat menulis saya juga ingin berbagi sesuatu yang saya miliki meski cerita tentang luka, yang semoga bisa mengingatkan saudara lainnya yang berkehidupan lebih baik untuk bersyukur, juga yang bernasib serupa untuk tetap kuat menjalani hidup dengan sabar dan ikhlas.

2. Buku/naskah yang ingin saya tulis adalah non fiksi berdasarkan pengalaman yang sudah saya lalui. Di buku ini, akan banyak cerita tentang bagaimana hebatnya sosok ibu yang melahirkan saya ke dunia dalam menjalani hidupnya. Juga bagaimana saya sebagai gadis kecil yang lemah fisiknya karena berulang kali jatuh sakit. Saya adalah seorang pesakitan. Saya ingin berbagi kisah saya operasi FAM dua kali dalam dua tahun berturut, Ramadhan 2016 dan Ramadhan 2017. Juga ikhtiar saya sembuh dari penyakit TB.

Sebagai perempuan, setelah dua kali operasi tadi saya rasa bisa dikatakan bahwa saya ini cacat. Kemudian saya banyak berpikir, apakah ada seorang lelaki yang mau menerima kekurangan yang begitu banyak saya miliki? Saya sudah menginjak usia 20 tahun. Dengan begitu, lewat buku ini semoga seorang lelaki yang Allah pilihkan untuk saya nanti, bisa menerima keadaan saya juga mengetahui bagaimana perjuangan saya dalam usaha sembuh dari sakit, dan siap jika ternyata saya kembali sakit-sakitan. Juga membersamai saya meraih mimpi dan cita-cita, baik di dunia dan akhirat kelak.  Tentu, jika pun tidak dipertemukan di dunia dengan ‘Si P3K’, semoga Allah telah menyiapkan jodoh terbaik di Surga. 

Sebuah judul yang terlintas di pikiran saya adalah, “Menjadi Mugunghwa”. Sebuah analogi dari “Bersemi di Musim Gugur” yang berarti tetap berjuang disaat rasanya ingin menyerah saja seperti orang lain, tetap teguh berjuang seperti bunga Mugunghwa yang masih mekar saat bunga lainnya berguguran ke tanah di musim gugur.

Demikian jawaban saya untuk dua pertanyaan tersebut, besar harapan untuk menjadi salah satu dari empat penulis yang terpilih. Mohon maaf atas terlalu panjangnya jawaban saya, semoga mendapat penilaian baik dari Kakak. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr wb

Pangkalan Bun, 14 Agustus 2018
Hormat Saya,

Aira Nabil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar